Lapas Luwuk Giatkan DIROSA: Warga Binaan Siap Lancar Mengaji

KABAR BANGGAI – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Luwuk terus mengintensifkan program pembinaan kerohanian bagi Warga Binaan beragama Islam. 

Kali ini, Lapas Luwuk menggencarkan pembelajaran membaca Al-Qur’an menggunakan Metode DIROSA (Direktori Rosyad), sebuah metode cepat dan mudah bagi pemula, Rabu (08/10/25).

Program ini menjadi salah satu fokus pembinaan kepribadian di Lapas Luwuk, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas ibadah dan menguatkan mental spiritual para Warga Binaan.

Sebanyak 30 Warga Binaan tampak antusias mengikuti kelas yang dilaksanakan di Masjid At-Taubah Lapas Luwuk.

Kepala Lapas Kelas IIB Luwuk, Muhammad Bahrun, menjelaskan bahwa program DIROSA sengaja dipilih karena efektivitasnya dalam mengajarkan dasar-dasar membaca Al-Qur’an.

Baca Juga Berita Ini:  Mandiri Pangan dari Balik Jeruji: Lapas Luwuk Tanam Terong, Wujudkan Program Ketahanan Pangan

“Kami menyadari bahwa tidak semua Warga Binaan memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an dengan baik. Dengan metode DIROSA, mereka yang sama sekali belum bisa membaca atau yang masih terbata-bata, dapat belajar dengan cepat dan terstruktur,” ujar Bahrun. “Ini adalah upaya kami untuk memastikan bahwa proses pembinaan di Lapas berjalan holistik, menyentuh sisi rohani mereka.”

Pembelajaran DIROSA ini didampingi langsung oleh Penyuluh Agama dari Kementerian Agama Kabupaten Banggai dan petugas pembinaan Lapas yang telah dilatih. Materi yang diberikan dimulai dari pengenalan huruf hijaiyah hingga cara membaca ayat secara tartil (benar dan sesuai tajwid).

Salah seorang Warga Binaan inisial H (45), yang merupakan peserta kelas DIROSA, mengaku sangat terbantu dengan program ini.

Baca Juga Berita Ini:  MK Perintahkan Pemilihan Ulang di Toili dan Simpang Raya, Banggai Hebat Siap Bertarung Kembali

“Dulu saya malu karena belum lancar mengaji. Di sini, saya diajari dari awal dan suasananya sangat mendukung. Saya merasa lebih tenang dan waktu di dalam lapas ini jadi lebih bermanfaat. Semoga setelah keluar nanti, saya bisa istikamah membaca Al-Qur’an,” tutur H dengan penuh harap.

Program pembinaan kerohanian seperti DIROSA ini diharapkan mampu menjadi bekal positif bagi Warga Binaan setelah mereka bebas. Dengan bekal agama yang kuat, diharapkan mereka dapat kembali menjadi anggota masyarakat yang taat hukum dan memiliki karakter yang lebih baik. Red/Humas-LPLuwuk**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *